Fitri Yani |
Selama ini Hadiah Sastra Rancage diberikan kepada pihak yang memberikan perhatian besar terhadap perkembangan bahasa dan sastera ibu. Pada 2014 ini Hadiah Sastera “Rancage” 2014 diberikan untuk sastera Sunda (yang ke-26 kalinya), untuk sastera Jawa (ke-21 kali), untuk sastera Bali (ke-18 kalinya) dan untuk sastera Lampung (keempat kalinya).
Selain untuk sastera Lampung untuk sastera Sunda, Jawa dan Bali, Hadiah Sastera “Rancagé” diberikan setiap tahun tanpa lowong. Artinya, Hadiah Sastera Rancage diberikan setiap tahun. Dalam bahasa Lampung tidak setiap tahun ada buku sastra berbahasa Lampung terbit, sehingga Hadiah Sastera “Rancagé” tidak bisa diberikan setiap tahun.
“Tahun 2013 yang lalu terbit dua judul buku dalam bahasa Lampung, sehingga tahun ini ada Hadiah Sastera “Rancagé” untuk sastera Lampung,” kata Hawe Setiawan, salah satu panitia Hadiah Sastera Rancage 2014, di Bandung, Jumat malam (31/1/2014).
Hadiah Sastera “Rancagé” 2014 untuk sastera Sunda diberikan untuk buku kumpulan puisi Titimangsa: 68 Sajak Alit Karya Abdullah Mustappa. Hadiah Sastera “Rancagé” 2014 untuk sastera Jawa diraih oleh Nono Warnono dengan kumpulan cerpen bahasa Jawa (cerkak) berjudul Kluwung. Untuk sastra Bali, Hadiah Sastera “Rancagé” 2014 diraih I Wayan Westa untuk karya kumpulan cerita Tutur Bali.
Suluh tersaji dalam banyak pola bait: satu larik sebait, dua, tiga, empat larik sebait, atau lebih. Lain dari itu Suluh memberikan sejumlah métafora yang unik, barangkali diambil dari khazanah puisi tradisional Lampung.
Ajip Rosidi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Rancage, menilai kumpulan puisi bahasa Lampung karya Fitriyani itu memiliki warna lokal Lampung yang begitu mencolok.
“Hal itu membuatnya lebih lengkap sebagai karya sastera Lampung. Bukan saja karena disajikan dalam bahasa Lampung melainkan juga membicarakan perkara kelampungan. Tidak ada satu pun sajak yang dimuat dalam Suluh yang tidak mengandung warna lokal Lampung, utamanya Lampung Barat. Dan warna lokal Lampung itu tidak hanya sekedar témpélan, melainkan sebagai unsur utama. Judul-judulnya pun banyak yang membuktikan hal itu,” kata Ajip
Meski begitu, Suluh bukannya tanpa kelemahan. Namun, karena jenisnya puisi, maka penyair agak leluasa memanfaatkan berbagai cara membangun satuan-satuan makna, utamanya bait.
Panitia juga memberikan Hadiah Samsudi 2014 untuk bacaan kanak-kanak dalam bahasa Sunda. Di antara 42 judul buku Sunda yang terbit tahun 2013, ada 9 judul buku bacaan kanak-kanak dan remaja. Peraih Hadiah Samsudi 2014 adalah Popon Saadah dengan karya berjudul Prasasti nu Ngancik na Ati.
Para pemenang berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 5 juta. (oyoshn)
0 on: "Fitri Yani Raih Penghargaan Rancage 2014"