Jumat, 02 Januari 2015

Ahmad Djusmar; Sosok Guru yang benar-benar plus


Ahmad Djusmar

oleh Alexander GB

Biar tugas sudah di SMAN 1 Sumber Jaya, mesti menempuh 5-6 jam perjalanan dari Bandarlampung, tak menyurutkan sosok ini untuk terlibat di hampir semua event dan pertunjukan Teater Satu. Sebuah grup teater paling mapan, dan paling produktif di Provinsi Lampung.

Betapa tidak, Teater Satu adalah grup  teater terbaik di Lampung, Sumatera, dan telah menjadi salah satu grub terbaik di tingakat nasional pula. Agenda kegiatan yang sangat padat, yang setiap tahun bisa memproduksi 3 - 4 pertunjukan, belum jika ditambah dengan pementasan ke luar kota. Di tengah kesibukannya itu, Teater Satu masih menyelenggarakan event teater se-Sumatera; Panggung Teater Perempuan Suamtera dan Kala Sumatera, dan Studen On Stage (SOS) liga teater pelajar yang dulu tingkat provinsi menjadi tingkat nasional, melakukan sejumlah riset, menerbitkan buku dan lain sebagainya.

Ia terlibat dihampir semua produksi pementasan di Teater Satu, baik sebagai pemain, sutradara, piñata setting, piñata cahaya maupun menangani manajemen produksi, baik untuk pementasan di dalam maupun luar Lampung. Saat ini lebih banyak menangani urusan artistik dan tata cahaya untuk pertunjukan teater satu.

Meski selalu aktif di Teater Satu, tetapi ia tak melupakan tugasnya sebagai pengajar. Namun dengan mengatur waktu sedimikian rupa, berpikir sederhana (thing simple), ia tak perlu meninggalkan salah satunya. Dan seperti Raja Midas, apa yang disentuhnya menjadi emas. Setelah turut mengantarkan Teater Satu menjadi grub terbaik, anak didiknya di SMAN 11 beberapa kali menyabet juara, baik di tingat provinsi maupun nasional. Demikian halnya ketika dipindah tugaskan ke SMAN 1 Sumberjaya. Segudang prestasi kembali ia sumbangkan, ia bahkan membawa SMAN Sumberjaya, Lampung Barat ke berbagai event nasional, baik melalui teater mau pun musikalisasi.
bersama siswa yang tergabung dalam Teater Cupido
SMAN 1 Sumber jaya, Lampung Barat.
Tapi itu tak membuatnya berubah menjadi sosok yang sombong dan angkuh. Ia tetap kalem, ramah, murah senyum, dan penampilannya tetap sederhana. Dia juga sosok yang luwes, yang bisa bekerjasama dengan siapa saja, dan mengerjakan apa saja. Demikianlah Ahmad Djusmar yang bukan hanya piawai mengajar di kelas, sosoknya yang terbuka, sederhana dan cenderung pendiam ini memang menjadi panutan di luar sekolah.   Benar-benar mencoba menjadi guru, yang digugu dan ditiru. Sebelumnya ia pernah menjadi guru honorer di SMA Negeri 11 Bandar Lampung selama 8 tahun dan berhasil menghantarkan SMA tersebut berprestasi di tingkat provinsi mapun Nasional diantaranya: menjadi Juara I Festival Musikalisasi Tingkat SLTA se Sumatera, Juara Harapan I Festival Musikalisasi Puisi Nasional di Jakarta. 2 kali berturut-turut menjadi Duta Seni Pelajar untuk pertunjukan Teater di Serang dan Bandung.
Bersama dua buah hatinya.
Kerja keras, disiplin, dan totalitas di semua lini adalah kata yang layak disematkan pada Ahmad Djusmar, yang lahir di Teluk Betung, 13 Maret 1974. Pernah belajar selama 4 semester di Fisip Unila. Tetapi menamatkan S1 nya di Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta., tahun 1999. Aktif berteater tahun 90-an sejak masih di bangku SMA .

Segudang prestasi yang telah dipersembahkannya itu menempatkan sosok yang murah senyum dan ramah ini begitu istimewa. Selain mengajar di Taeter Satu dan Pengajar di SMAN 1 Sumberjaya Lampung Barat, dia juga adalah Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Lampung.

Sekarang tercatat sebagai Guru Seni Budaya di SMA Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat. Dan di sekolah tersebut membentuk wadah sanggar seni bagi siswa-siswinya yang ingin mengekpresikan diri di bidang seni, Teater Cupido yang dibinanya secara rutin memproduksi pementasan, bahkan selain teater dan musikalisasi puisi, Teater Cupido juga memfasilitasi anggotanya yang interes di bidang tari dan film.

Ahmad Djusmar & Keluarga

Beberapa prestasi yang diperoleh bersama sekolah tersebut adalah. JUARA II Liga Teater SLTA se Provinsi Lampung sekaligus meraih (Aktor Tearbaik, Aktris Terbaik, Ilustrasi Musik Terbaik dan Artistik Terbaik), JUARA III Film Pendek Pelajar, JUARA I Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA se Prov Lampung, JUARA III Festival Musikalisasi Puisi Tingkal SLTA se Sumatera di Padang, JUARA II Studen On The Stage Festival Teater Pelajar se Provinsi Lampung sekaligus meraih (Rias dan Kostum Terbaik, Tema Lagu Teater Terbaik, Poster Terbaik), Peraih 3 Penghargaan (Aktor Terbaik, Aktris Terbaik, Naskah Terbaik II ) Festival Nasional Teater Remaja, Bandung, 4 kali berturut-turut sebagai JUARA I Teater Festival Lomba Seni Siswa Nasional Tingkat Kabupaten dan Provinsi Lampung, JUARA II Nasional FLS2N Semarang tahun 2014.

Bersama Teater Satu, di Malaysia
Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Bidang Kesekretariatan untuk Program Kala Sumatera kerjasama Teater Satu dengan Hivos Belanda, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Lampung. 

Beberapa pengalaman berkeseniannya:
Menyutradarai Umang-Umang karya Arifin C Noer, Waitting for Godot karya,Samuel Backet, Nak karya Iswadi Pratama, Penagih Hutang karya Anton Chekov, Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dll
Menangani Artistik dan Tata Cahaya untuk pertunjukan Nyai Ontosoroh karya Faidza Marzuki sutradara Imas Sobariah, Nostalgia Sebuah Kota karya/sutradara Iswadi Pratama, Monolog Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi Sutradara Iswadi Pratama, Monolog Wanci karya Imas Sobariah Sutradara Iswadi Pratama, Kisah-Kisah yang Mengingatkan karya/sutradara Iswadi Pratama, Visa karya Goenawan Mohammad sutradara Iswadi Pratama, Buried Child karya Sam Shepard sutradara Iswadi Pratama, Death and the Maiden karya Ariel Dorfman sutradara Iswadi Pratama, dll

1 on: "Ahmad Djusmar; Sosok Guru yang benar-benar plus"
  1. Ahmad jusmar sahabat yang baik, penuh komitmen dan dedikasi dalam berkesenian
    sukses sahabatku

    BalasHapus