Rabu, 08 Juli 2015

Aprilani Yustin Ficardo Jadi Nakhoda Baru DKL

BANDARLAMPUNG-- Istri Gubernur Lampung, Aprilani Yustin Ficardo, secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) 2015-2019 dalam Musyawarah VII DKL di Balai Keratun Pemprov Lampung, Senin (6/7/2015).

Yustin dipercaya para seniman Lampung menggantikan Ny. Syafariah Widianti yang sudah kali menjabat sebagai Ketua Umum DKL. Terpilihnya Yustin juga tidak lepas dari keinginan Atu Ayi, sapaan akrab Syafariah Widianti, yang menginginkan agar DKL dipimpin oleh sosok muda yang bisa mengakomodasi kepentingan para seniman dan Pemrov Lampung untuk memajukan kesenian di Lampung.

Karena terpilih sebagai formatur tunggal, istri Gubernur Lampung Ridho Ficardo dipercaya untuk membentuk kepengurusan DKL. Ia diberi hak untuk menentukan nama-nama pengurus yang akan duduk di DKL.

Penyerahan tampuk pimpinan baru DKL ditandai dengan penyerahan pataka DKL kepada Aprilani Yustin Ficardo oleh pimpinan sidang Muswayarah DKL, Hermansyah GA.

Mendapat kepercayaan sebagai Ketua Umum DKL, dalam sambutannya Yustin mengaku terhormat karena baru pertama kalinya berada di tengah-tengah para seniman Lampung dan langsung dipercaya menjadi organisasi seniman.

Yustin mengaku, ia akan berusaha menjalankan amanah para seniman dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, ia berharap para seniman di Lampung mendukung dirinya untuk bekerja secara bersama-sama memajukan seni di Lampung sehingga lebih memiliki greget.

“Sebab majunya pembangunan tidak hanya merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tanggungjawab kita bersama, tanpa terkecuali para pelaku seni,” ujarnya.

Yustin berharap, pada masa mendatang  DKL akan melahirkan melahirkan ide atau  gagasan untuk menumbuhkembangkan etos kerja yang harmonis, sinergis, dan koordinasi yang baik antara DKL dengan Pemerintah Daerah dalam menciptakan karya-karya yang baik di bidang kesenian menuju Provinsi Lampung yang maju dan sejahtera.

Terkait kepengurusan DKL yang akan dibentuknya, Yustin berjanji dalam waktu seminggu dirinya akan menyelesaikan tugas tersebut.

"Insya Allah saya akan memilih orang-orang yang pas dan bisa bekerja sama dengan baik sehingga membuat DKL dan kesenian di Lampung makin maju," katanya.

Meskipun berlangsung lancar, pelaksanaan Musyawarah DKL tidak lepas dari kritik. Beberapa kritik yang mengemuka antara lain terkait perubahan AD/ART dan keikutsertaan seniman dalam Musyawarah DKL.

Panji Utama, misalnya, tidak bisa ikut Musyawarah karena namanya tidak ada dalam daftar peserta. Padahal, menurut informasi dari Komite Sastra DKL, Panji merupakan nama yang direkomendasikan menjadi wakil Komite Sastra.

Sementara Dahta Gautama, seorang  penyair, tidak mau ikut Musyarah karena diharuskan mengisi biodata dan menyerahkan pas foto. Bagi Dahta, syarat seperti itu  berlebihan.


sumber: teraslampung.com

0 on: "Aprilani Yustin Ficardo Jadi Nakhoda Baru DKL"