![]() |
Muli Meghanai (pemuda pemudi) mempresentasikan gerakan pinca silat dalam Khakot, FTS 2014 |
Gelaran Festival Teluk Semaka, Lampung 2014 berisi berbagai atraksi dari entis lain selain Lampung seperti tambur dan tari piring dari Sumatra Barat, barongsai dari komunitas Tiong Hoa, debus dari Banten, kuda lumping dari tanah Jawa, seni beladiri Pejuang Siliwangi dari tanah Sunda, serta komunitas suku bugis yang menampilkan pakaian adat Sulawesi Selatan.
Begitu banyak warna dan keindahan pada keberagaman suku dan budaya Indonesia yang dipresentasikan dalam Karnaval di Festival Teluk Semaka ini.
Karnaval Budaya digelar pada hari kedua di Festival Teluk Semaka, yaitu pada 1 November 2014, setelah selesai Upacara Pengetaan Adok menggunakan adat sebatin. Usai jam makan siang, jalan utama Kota Agung ditutup untuk umum karena digunakan untuk jalur Karnaval. Tepat di badan jalan di depan rumah dinas Bupati Kota Agung. Di depan panggung, setiap kontingen akan menunjukkan atraksinya sebelum melanjutkan perjalanan karnaval sampai garis finish di Islamic Center Kota Agung.
Karnaval diawali dengan atraksi oleh kontingen drum band dari Sekolah Umum Perikanan Menengah (SUPM). Usai atraksi dari SUPM, di belakangnya ada seribu lebih Muli Meghanai (pemuda pemudi) Lampung mempresentasikan gerakan pinca silat dalam Khakot. Khakot sendiri adalah sebuah tradisi nenek moyang dari kerajaan Lampung yang mulai terlupakan di era modern sekarang ini. Yaitu tradisi iring-iringan untuk membawa pengantin, atau anggota keluarga kerajaan. Khakot atau iringan-iringan itu merupakan satu kesatuan dari beberapa unsur yang unik. Salah duanya yaitu Hulubalang (pengawal) sebagai pembuka jalan dengan melakukan gerakang silat, dan musik pengiring.
Hal menarik lainnya dalam karnaval, yaitu fashion show dengan kostum unik. Ada yang memakai gaun dari koran, gaun kupu-kupu, dan berbagai gaun fantasi penuh warna lainnya.
Sebagai penutup, ada atraksi marching band gabungan, mulai dari siswa-siswi kelas TK, SD, SMP, dan SMA. Masyarakat menyambut antusias program tahunan Pemkab Tanggamus menyelenggarakan Festival Teluk Semaka (FTS) ke-7 ini.
Menurut Ketua Panitia Mukhlis Basri, merupakan kegiatan pelestarian budaya Tanggamus yang cederung adat Lampung pesisir tanpa mengabaikan adat lainnya. Kegiatan yang juga diniatkan untuk penarik pariwasata bagi Tanggamus. Kemudian refleksi pembangunan selama ini yang menunjang untuk pariwisata. Serta untuk pesta rakyat supaya bersama-sama melestarikan budaya. Pada FTS kali ini digelar The Semaka Tour, The Heritage Tanggamus Culture, Semaka Sparkling Night Firework, pencaksilat seribu pesilat dan panggung hiburan rakyat.
Bupati Tanggamus, Bambang Kurniawan, yang menutup pelaksanaan Festival Teluk Semaka (FTS) ke-7 berpesan agar ke depan penyelenggaraan FTS lebih baik lagi,Sabtu (1/11/2014).
Ia mengaku bangga atas berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dan harapannya kedepan rangkaian kegiatan terus dipertahankan serta ditingkatkan kualitasnya. Hal yang utama dalam kegiatan ini adalah pemberian gelar kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Agung Bahrudin, dan Kepala Pengadilan Negeri (PN) Kota Agung Bambang Sucipto.
0 on: "Karnaval Budaya pada Festival Teluk Semaka 2014 "