Martin Suryajaya di antara para pemenang Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013 (Dok Merdeka) |
Kritik Martin itu berjudul 'Antara Pascamodernitas dan Pramodernitas: Telaah Intrinsik atas Novel Bilangan Fu'. Sementara juara kedua adalah Endiq Anang dengan 'Membedah Kaki Kelima Nirwan (Membongkar Ideologi Nirwan Dewanto dalam Buli Buli Lima Kaki), dan juara ketiga yakni M Irfan Zamzani dengan Polarisasi Barat dan Timur dalam Novel Pulang Karya Leila S Chudori, Sebuah Perspektif Poskolonialisme.
Tim juri sayembara kritik sastra ini terdiri dari tiga orang, yakni Sapardi Djoko Damono, Afrizal Malna dan Katrin Bandel. Mereka menyeleksi 106 esai kritik atas karya sastra Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir (kontemporer).
Dalam malam penganugerahan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (18/1), Katrin menjelaskan ada dua kriteria utama dalam memilih kritik sastra bermutu.
"Pertama argumentasi harus runtut dan kedua mesti ada kesadaran kritis serta pengetahuan tentang sastra dan kritik sastra yang tercermin dalam tulisan," ujar Katrin, yang juga kritikus sastra Indonesia kelahiran Jerman ini.
Katrin memaparkan dua kriteria itu masuk dalam esai nomor urut 54 yang ditulis Martin. Esai tersebut diawali dengan sebuah keterangan eksplisit mengenai apa yang akan dibuktikan, yaitu bahwa novel Bilangan Fu menjanjikan kritik terhadap modernitas lewat sebuah visi pascamodern, namun sejatinya justru 'terjerembab ke dalam sejenis orientalisme' dan 'mengimpikan suatu pramodernitas ideal.'
"Hal tersebut kemudian secara runut diperlihatkan lewat analisis tekstual, dengan melibatkan pengetahuan mendalam mengenai modernisme, pascamodernisme serta konsep-konsep lain yang dipakai dalam pembahasan," kata Katrin.
Sementara itu, Martin dari atas podium, mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. Dia mengatakan tidak menyangka bisa memenanginya. "Saya ini baru belajar kritik sastra," kata Martin, yang pernah menulis kritik atas 'Opera Tan Malaka' karya Goenawan Mohamad pada 2011.
Martin selama ini dikenal sebagai penulis dan pembicara dengan tema-tema Marxisme. Pemuda 27 tahun ini juga sudah menelurkan sejumlah buku, antara lain 'Imanensi dan Trasendensi: Sebuah Rekonstruksi Deluzian atas Ontologi Imanensi dalam Filsafat Prancis Kontemporer (Komunitas AsksiSepihak, 2009), Alain Badiou dan Masa Depan Marxisme (Resist Book, 2011) dan Materialisme Dialektis: Kajian Tentang Marxisme dan Filsafat Kontemporer' (Resist Book, 2012).
Sumber: merdeka.com
0 on: "Martin Suryajaya menangi Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013"