Imas Sobariah, Sutradara/Manager Teater Satu Lampung |
oleh Alexander GB
Ketika hendak menulis sosoknya, saya teringat sebuah sinetron, Mahadewa. Satu sosok penting yang mendampingi Dewa Siwa yaitu
Dewi Parwati, Sati, Ibu, Bumi. Segala bentuk kekuatan terhimpun dalam
kelembutannya. Demikian kira-kira sosok yang biasa kami panggil Ce’ Imas, atau
Eche.
Lampung, bahkan mungkin Sumatera beruntung memiliki Imas Sobariah. Karena
perannya nama Lampung di pergaulan teater nasional begitu diperhitungkan. Di balik
senyum ramahnya tersimpan kekuatan luar biasa, yang turut mengantar Teater
Satu, bukan hanya Go Nasional, bahkan Go Internasional. Keluwesannya membuat Teater
Satu mampu menjalin kerjasama dengan
sekian banyak lembaga yang ada di Indonesia maupun asing, membuat Teater Satu masuk
dalam jajaran grup teater paling berpengaruh dalam 10 tahun terakhir, khususnya
di Lampung dan Sumatera.
Saat turut bermain pada lakon Kisah-Kisah Yang Mengingatkan, 2010 |
Tak bisa disangkal, bahwa dibalik segudang kesuksesan
Teater Satu karena jerih payahnya. Ia bisa menjadi apa saja. Aktor, sutradara,
manajer, dan lain sebagainya. Wanita yang kerap tampil sederhana ini lahir di
Garut, Jawa Barat, 15 Februari 1971. Berlatar belakang pendidikan Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI), Bandung, dia bergabung dengan Teater Kharisma di
lingkungan kampus ITB.
Selain sebagai pegawai di Taman Budaya Lampung dan teater Satu, ia juga merupakan pendiri Koalisi Seni Indonesia. Pada 1992—1993 menjadi anggota Teater Ketjil pimpinan Arifin C. Noer. Pada 1994. Selain itu Imas juga aktif menghadiri forum acara yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain Women Playwrights International Conference di Jakarta dan Ubud, Bali (2006) dan the Exchange Play.
Selain sebagai pegawai di Taman Budaya Lampung dan teater Satu, ia juga merupakan pendiri Koalisi Seni Indonesia. Pada 1992—1993 menjadi anggota Teater Ketjil pimpinan Arifin C. Noer. Pada 1994. Selain itu Imas juga aktif menghadiri forum acara yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain Women Playwrights International Conference di Jakarta dan Ubud, Bali (2006) dan the Exchange Play.
Banyak prestasi dan karya yang telah dia
kerjakan di dunia teater. Imas pernah menjadi anggota Teater Ketjil pimpinan
Arifin C. Noor (1992-1993) dan sempat menjadi manajer unit dalam beberapa film
Arifin C. Noor. Pada 1993, dia menjadi penari dalam sebuah pertunjukan tari
kontemporer di Singapura.
Manager Pementasan Teater Satu, di Salihara, Jakarta |
Bahkan, pada 1994, ia tergabung pada divisi teater pada Taman Budaya Lampung
dan membentuk Teater Mitra pada 1995 dengan karyawan Taman Budaya Lampung dan
mahasiswa sebagai anggotanya.
Tahun 1999, dia mendirikan Sanggar Helau, sebuah sanggar yang mengembangkan pola teater tradisional Lampung (Teater Warahan). Sejak 2000 sampai sekarang. Dia juga berperan dalam pembentukan Liga Teater Sekolah Menengah di Lampung, dia menjadi salah satu konseptornya. Imas juga dipercaya menjadi ketua penyelenggara Liga Teater Sekolah Menengah di Lampung pada 2006.
Bersama Iswadi Pratama (suami) |
Istri dari Iswadi Pratama, salah satu seniman dan budayawan Lampung yang masuk 100 tokoh terkemuka Lampung ini di akhir 2006 mengundurkan diri dari keanggotaan Teater Mitra. Kemudian, dia membentuk komunitas teater yang dinamakan Teater Satu Lampung bersama suaminya, yang juga berprofesi sebagai sutradara teater.
Pangung Perempuan Sumatera-Kala Sumatera Salah satu buah jerih payahnya. |
Di tempat itu, Imas menjadi direktur, manajer,
penulis naskah, perancang kostum, dan sutradra bagi Teater Satu Lampung. Berkat
usahanya, Teater Satu Lampung masuk jajaran papan atas kelompok teater di
Indonesia pada 2008 versi majalah Tempo.
Dia juga ikut membantu wanita-wanita yang ingin berkiprah dalam teater, seperti menjadi manajer operasional program Kala Sumatera bekerja sama dengan Hivos dari Belanda membangun Jaringan Teater Sumatera dalam program periode Sumatera. Semua peserta dalam program ini adalah wanita. Para peserta dikirim oleh grup teater masing-masing. Mereka diberi pelatihan akting, menulis, dan penyutradaraan.
"Periode Sumatera artinya adalah sekarang saatnya seniman teater dari Sumatera menunjukkan kemampuannnya di tingkat nasional yang didominasi oleh grup-grup teater dari tanah Jawa.
Dia juga ikut membantu wanita-wanita yang ingin berkiprah dalam teater, seperti menjadi manajer operasional program Kala Sumatera bekerja sama dengan Hivos dari Belanda membangun Jaringan Teater Sumatera dalam program periode Sumatera. Semua peserta dalam program ini adalah wanita. Para peserta dikirim oleh grup teater masing-masing. Mereka diberi pelatihan akting, menulis, dan penyutradaraan.
"Periode Sumatera artinya adalah sekarang saatnya seniman teater dari Sumatera menunjukkan kemampuannnya di tingkat nasional yang didominasi oleh grup-grup teater dari tanah Jawa.
inilah salah satu kesibukannya, memberikan pelatihan seni |
Setelah mendapatkan pelatihan beberapa bulan, mereka mendapatkan kesempatan
mempertunjukan kemampuannya bersama grupnya. Yang terbaik akan diberikan
kesempatan untuk tampil di TIM, komunitas Salihara, dan pusat kebudayaan
lainnya," kata Imas.
Di dunia seni dan budaya itu banyak karya yang telah Imas lahirkan, di antaranya Wanci (1995), Kosong (1996), Kamar Sebelah, Si Aruk dan Pangeran, Lysistrata (1997), Antigone (2000), Pelayan (2003), Nyai Antosoroh (2007).
Di dunia seni dan budaya itu banyak karya yang telah Imas lahirkan, di antaranya Wanci (1995), Kosong (1996), Kamar Sebelah, Si Aruk dan Pangeran, Lysistrata (1997), Antigone (2000), Pelayan (2003), Nyai Antosoroh (2007).
Kisah-kisah Yang Mengingatkan, Produksi Teater Satu yang telah dipentaskan di dalam dan luar negeri |
Dia juga dikenal aktif menghadiri forum acara yang diselenggarakan di dalam
negeri maupun di luar negeri, di antaranya ikut menyajikan materia untuk sesi
drama pada Woman Playwrights International Conference di Jakarta dan Ubud,
Bali, (2006) dan the Exchange Playwrights Forum di Malaysia (2007).
Selain aktif berteater, Imas juga aktif menulis puisi dan hasil karyanya terbit dalam beberapa antalogi puisi, antara lain Konser Ujung Pulau, Surat Putih 2, dan lain-lain.
Selain aktif berteater, Imas juga aktif menulis puisi dan hasil karyanya terbit dalam beberapa antalogi puisi, antara lain Konser Ujung Pulau, Surat Putih 2, dan lain-lain.
Hasil Kreasi Rarai Masae |
BIODATA
Nama : Imas Sobariah
Lahir : Garut, Jawa Barat, 15 Februari 1971
Pendidikan: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Bandung
Nama : Imas Sobariah
Lahir : Garut, Jawa Barat, 15 Februari 1971
Pendidikan: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Bandung
Bersama Rarai Masae (Anak) |
Karya Penyutradaraan :
- Wanci (Imas Sobariah), tahun 1995 di Lampung
- Kosong (M. Noor), tahun 1996 di Lampung
- Lysistrata (Aristophanes), tahun 1997 di Lampung
- Hitam/Jerit Tangis di Malam Buta (Rolf Lauckner) di Lampung
- Antigone (Jean Anouilh), tahun 2000 di Lampung dan Padang
- Pinangan (Anton Chekov), tahun 2004 di Lampung
- Pelayan (Jean Genet), tahun 2003 di Lampung, Solo, Padang, dan Jakarta
- Nyai Ontosoroh (Adaptasi atas novel Bumi Manusia karya Pramudia Ananta Toer, tahun 2007 di Lampung
- Hang Li Poh ( Ann Lee), tahun 2007 di Bali, dll.
Karya Puisi:
- Antologi Konser Ujung Pulau, Dewan Kesenian Lampung (2002)
- Antologi Surat Putih 2, Risalah Badai (2002)
Karya Naskah:
- Wanci (1996 dan 2007)
- Kamar Sebelah (2006)
- Si Aruk Dan Pangeran (2007)
- Sebuah Catatan (2009)
- Leungit (2010), dll
Karya Penelitian/Buku:
- Warahan di Lampung (1999)
-Teater Asyik, Asyik teater (2002)
- Mempersiapkan produksi Teater SLTA (2009)
- Wanci (Imas Sobariah), tahun 1995 di Lampung
- Kosong (M. Noor), tahun 1996 di Lampung
- Lysistrata (Aristophanes), tahun 1997 di Lampung
- Hitam/Jerit Tangis di Malam Buta (Rolf Lauckner) di Lampung
- Antigone (Jean Anouilh), tahun 2000 di Lampung dan Padang
- Pinangan (Anton Chekov), tahun 2004 di Lampung
- Pelayan (Jean Genet), tahun 2003 di Lampung, Solo, Padang, dan Jakarta
- Nyai Ontosoroh (Adaptasi atas novel Bumi Manusia karya Pramudia Ananta Toer, tahun 2007 di Lampung
- Hang Li Poh ( Ann Lee), tahun 2007 di Bali, dll.
Karya Puisi:
- Antologi Konser Ujung Pulau, Dewan Kesenian Lampung (2002)
- Antologi Surat Putih 2, Risalah Badai (2002)
Karya Naskah:
- Wanci (1996 dan 2007)
- Kamar Sebelah (2006)
- Si Aruk Dan Pangeran (2007)
- Sebuah Catatan (2009)
- Leungit (2010), dll
Karya Penelitian/Buku:
- Warahan di Lampung (1999)
-Teater Asyik, Asyik teater (2002)
- Mempersiapkan produksi Teater SLTA (2009)
Bersama Rarai, dan Personil Teater Satu (Erika dan Baysa) |
Foto bersama personil Teater Satu di Salihara, Jakarta |
(Dari berbagai sumber)
0 on: "Imas Sobariah: Lebih dekat dengan Sang Manager Handal & Ibu Teater Lampung"