Bertempat di Graha Mahasiswa lantai 2 Universitas Lampung, DKL bekerjasama dengan UKMBS Unila menggelar Workshop Deklamasi Puisi, (25-26/12). 30-an orang menjadi peserta kegiatan DKL kali ini. Peserta workshop Deklamasi berasal dari berbagai kalangan,pelajar, mahasiswa dan umum.
Edi Samudera Kertagama yang dikenal sebagai deklamator, pendiri/sutradara/aktor
Teater Kuman dan Lembaga Deklamasi Lampung ini menekankan kepada peserta workshop
betapa pentingnya teknik vocal dan penguasaan
tubuh selama membacakan puisi. Selama dua sesi dia memperkenalkan beberapa teknik
dan gaya dalam pembacaan puisi.
Iin
Mutmainah yang didaulat sebagai pemateri ke dua workshop pun memberikan
penekanan yang sama. Pendiri Komunitas Dacon (Komunitas Dongeng) Lampung ini berbagi
ilmu tentang langkah-langkah dalam mengapresiasi puisi dan teknik pembacaan
yang tepat. Membaca puisi adalah hal yang sudah ia geluti sejak SMA hingga sekarang.
Ia dikenal sebagai puisi yang handal selain sebagai aktor teater. Hal itu
terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah ditorehkannya.
Sebagai
praktisi ia sangat fasih mengurai langkah-langkah menuju pembaca puisi
(deklamator) yang baik, dari soal interpretasi, intonasi, diksi, proyeksi tubuh
dan vocal, penghayatan, gesture, dan lain sebagainya.
Peserta langsung
diajak terlibat saat membedah puisi. Tiga puluhan peserta workshop kemudian dibagi
dalam beberapa kelompok, dan diberi tugas untuk menafsir puisi, dan
membacakannya sesuai maksud puisi tersebut. Gaya akan muncul dengan sendirinya
jika kita memahami dan menghayati puisi yang hendak kita bacakan, begitu
pesannya.
Sementara
Iswadi Pratama, Pendiri/Sutradara Teater Satu adalah bonus tersendiri bagi
peserta. Ia adalah sutradara terbaik Indonesia versi Majalah Tempo tahun 2012,
dan dia ahli dalam mengolah bahasa dan penokohan. Dibawah arahannya,
aktor-aktor Teater Satu sangat piawai dalam membaca puisi maupun memerankan apa
pun bentuk naskahnya.
Sementara
Iswadi Pratama mengajak peserta lebih memahami puisi lebih dalam lagi. Ia
menekankan bahwa stiap puisi menuntut untuk disikapi secara khusus, sesuai
dengan genre atau gaya ungkap puisi tersebut.
Peserta diajak mengenal puisi lebih dalam dan lebih luas lagi, dari teknik
deklamasi khususnya menyangkut vocal, gesture, mimic, sikap tubuh dan
lain-lain, hingga memahami kecenderungan puisi dalam memanfaatkan metafora,
memahami irama kata, subtek, tone, mood dari puisi yang hendak dibacakannya.
Proses
identifikasi yang tepat, dan tentu disertai dengan latihan yang tepat akan menentukan
kualitas pembacaan puisi, ujarnya. Puisi di tangan seorang deklamator yang
handal akan semakin bergema, semakin sublim, semakin kaya pemaknaanya.
Namun
sayangnya hanya sedikit yang mengetahui dan mampu membaca puisi dengan tepat.
Padahal lomba membaca puisi setiap tahun dilaksanakan, baik tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menenngah Pertama (SMP), SMA, Mahasiswa bahkan tingkat umum. Iswadi Pratama menjelaskan bahwa membaca puisi itu ada system pengetahuannya, ada teknik (cara) yang
bisa dilatih dan dipelajari agar selain enak didengar juga sesuai dengan maksud
puisi yang dibacakan. Pada pelatihan kali ini Iswadi Pratama mengajak peserta merasakan pengalaman membedah
dan membaca puisi.
Dengan
memanfaatkan metafora penyair melukiskan semua yang dirasakan dan dihayatinya
dalam puisi yang ditulisnya. Sedangkan seorang pembaca puisi mengenali dan
mengindentifikasi puisi, lalu menyampaikan seluruh buah pikiran, gejolak
perasaan, dan luapan emosi penyair tadi melalui bahasa lisan. Pembaca puisi
melukiskan semua yang dirasakan dan dihayati puisi yang dibacakannya.
0 on: "Workshop Deklamasi Puisi DKL 2014"