Minggu, 04 Januari 2015

Teater Satu: Jalan Panjang Membangun Lampung Melalui Teater



Teater Satu Lampung
oleh Alexander GB
Riwayat Pembentukan

Pada tanggal 18 Oktober 1996, Iswadi Pratama dan Imas Sobariah bersepakat untuk membentuk sebuah komunitas teater, hingga terbentuklah Teater Satu Lampung, sebagai grub Terbaik di Lampung, dan salah satu grub teater terbaik Indonesia. 

Iswadi yang semula aktif di berbagai organisasi dan komunitas seni di Lampung, diantaranya : mendirikan dan membina Teater Kurusetra, Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni ( UKMBS ) UNILA sejak 1992, membina Teater Remaja di Komunitas Seni Forum Semesta sejak 1989, dan menjadi aktor di Teater Krakatoa, salah satu kelompok teater tertua di Lampung ( sejak 1993 ). Sedangkan Imas Sobariah adalah alumnus Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI ) Bandung dan hijrah ke Lampung pada tahun 1994 menjadi Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Lampung. Imas  juga membina kelompok teater MITRA, sebuah wahana bagi karyawan – karyawan Taman Budaya Lampung yang hendak mempelajari dan berkreatifitas di bidang seni drama.

Mengingat keduanya sama – sama memiliki visi untuk menekuni teater secara lebih professional -- sesuatu belum bisa diakomodir oleh lembaga / oraganisasi dimana mereka sebelumnya berkiprah – maka lahirlah Teater satu Lampung. Visi untuk menjadi professional di bidang teater inilah yang menyatukan keduanya.

Visi dan Misi
Visi

Menjadi sebuah organisasi seni budaya yang professional di bidang seni pertunjukan dan memiliki kualitas yang diakui di wilayah Sumatera, nasional, dan internasional. Serta mampu menjalankan peran-peran social dan kulturalnya dalam memperjuangkan dan membantu hak setiap orang untuk meraih kewajaran hidup melalui atau di bisang seni budaya dengan menghormati prinsip-prinsip dan harkat kemanusiaan

Misi :
 Melaksanakan program-program dan pengembangan SDM di bidang seni pertunjukan, artistic, manajemen, dan organisasi.
 Melaksanakan program-program edukatif di bidang seni budaya baik internal maupun eksternal
 Secara kontinu melaksanakan program-program pelatihan, pengembangan, dan penciptaan seni pertunjukan yang berorientasi pada peningkatan kualitas SDM, artistic, dan manajemen.
Melaksanakan program-program workshop seni pertunjukan dan atau pementasan karya untuk mengadvokasi atau membantu komunitas-komunitas teater amatir yang ada di Lampung, Sumatera, dan Indonesia

 
Personil Teater Satu
Fase-fase Perkembangan Teater Satu

Periode 1996 – 2000
Sebagai sebuah komunitas yang baru saja dibentuk, Teater Satu tentu saja belum memiliki anggota apalagi program kerja. Pada bulan yang sama ( Oktober 1996 ) Taman Budaya Lampung menyelenggarakan even Festival Monolog se Lampung. Even inilah yang menjadi moment penting bagi “ Deklarasi “ Teater Satu ; yakni dengan berpartisipasi dalam festival tersebut dan untuk kali pertama merekrut anggota yang hanya 1 orang bernama Isnaini Muhimah ( Ema ). Keikutsertaan Teater Satu membuahkan prestasi dimana Ema terpilih sebagai penampil terbaik dan disebut – sebut oleh Arthur S. Nalan, salah seorang juri dan staf pengajar STSI Bandung, sebagai aktris yang memiliki “ Talent luar biasa “.

Penampilan dan keberhasilan Ema dalam Festifal Monolog tersebut telah mengundang minat beberapa actor /aktris yang semula berkiprah di Pasar Seni Enggal untuk bergabung dengan Teater satu, diantaranya : Yudi Bayong, Robi Akbar, Jonet, Anang. Kehadiran mereka  ini di Teater Satu menyebabkan jumlah peminat Teater satu makin hari makin bertambah, mencapai 20 orang. Demi melihat asset SDM yang cukup banyak ini, Iswadi dan Imas memutuskan untuk menggarap lakon “ Lysistrata “ Karya Aristophanes. Latihan pun dimulai sejak November 1996. selama proses latihan tersebut jumlah anggota / pemain kian membesar termasuk para pelajar dari berbagai SLTA di Bandar Lampung.

Lakon Lysistrata pun dipentaskan pada bulan April 1997 dan terbilang cukup sukses dengan dihadiri kurang lebih 1000 orang penonton selama 2 hari. Inilah pementasan pertama Teater Satu yang terpublikasikan secara meluas di Lampung dan menjadi tonggak mulainya kerja manajemen produksi dalam bentuk penjualan tiket, sponsorship, publikasi, dll.

Meskipun dari aspek manajemen produksi pementasan Lysistrata terbilang cukup berhasil, namun belum ada perhatian khusus untuk menata organisasi secara lebih profesioanal. Mengingat SDM yang ada semuanya belum memiliki keterampilan dan pengetahuan di bidang organisasi dan manajemen kecuali Isnaini Muhimah. Sementara Iswadi dan Imas masih berkonsentrasi untuk membekali pengetahuan dan keterampilan SDM di bidang keaktoran, manajemen, dan artistik. Meskipun hanya ditopang oleh kemampuan manajemen yang terbatas dan relatif hanya dikerjakan oleh Iswadi, Imas dan Ema. Setiap penampilan dan pementasan Teater Satu terbilang sukses dan banyak mengundang perbincangan di media massa dari banyak seniman, NGO, pers di Lampung. 

Adapun karya – karya terbaik Teater satu pada awal – awal berdirinya itu ( 1996 -2000 ) adalah :
1) Monolog Prita Istri Kita  karya Arifin C. Noer 1996. 2) Lysistrata karya Aristophanes,1997.3) Kapai – Kapai karya arifin C. Noer, 1997. 4) Jerit Tangis Malam Buta karya Rolf Laukner 1998. 5) Umang – Umang karya arifin C. Noer,  1998 – 1999.
 
Periode 2000 – 2003
Semua keberhasilan tersebut berujung pada kerja bareng Teater Potlot untuk melaksanakan program rekonsiliasi etnik melalui pertunjukkan teater yang didanai oleh USAID ( tahun 1999 – 2000 ). Kerjasama ini melahirkan 50 kali pertunjukkan Teater Rakyat dan Modern di 50 Kota dan Desa di Provinsi Lampung. Dan pada periode ini pula Teater Satu mulai merintis event Festifal Teater Pelajar se-Lampung yang kelak menjadi “ Liga Teater SLTA “ lebih dari itu,  kerjasama tersebut membawa Teater Satu pada “ Era Baru “, yakni sebuah fase dimana Teater Satu mulai membenahi masalah – masalah manajemen organisasi. Itu semua telah menjadikan Teater Satu berkembang menjadi sebuah komunitas / organisasi seni yang lebih modern dibanding sebelumnya.

Sejak periode 2000 – 2003 tersebut Iswadi dan Imas mulai menyusun, merencanakan, dan melaksanakan program – program pembelajaran / pelatihan internal yang lebih terukur dan terarah di bidang artistik dan manajemen. Ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan :
Workshop Penyutradaraan, Pemeranan, Artistik.Manajemen Panggung dan Organisasi.

Namun workshop atau pelatihan tersebut masih dilaksanakan sebagai bagian dari proses penggarapan naskah ( produksi ) dan bersifat internal serta bertujuan untuk mempersiapkan seluruh SDM Teater satu untuk "Go Nasional".

Kesempatan itu pun datang saat Teater Satu diminta tampil mewakili Taman Budaya Lampung dalam ajang Pertemuan Taman Budaya se–Sumatera di Jambi tahun 2000 dengan mengangkat lakon “ Waiting for Godot “ karya Samuel backett disutradarai Ahmad Jusmar. Penampilan Teater satu di Jambi ini sempat pula disaksikan Ratna Riantiarno dari Teater Koma.

Pada tahun 2001 lakon tersebut juga diminta tampil di Teater Utan Kayu Jakarta. Pada tahun 2002 kesempatan Teater Satu untuk “ Go Nasional “ kembali terbuka saat KELOLA membuka lamaran Hibah Seni periode 2002. Teater Satu berhasil meraih Hibah tersebut dan mementaskan lakon “ Waiting for Godot “ di Taman Budaya Lampung, Jogjakarta, Tasikmalaya, dan Taman Budaya Bandung.

Perkembangan Teater Satu dalam periode 2000 – 2003 juga tidak terlepas dari peran serta Ahmad Jusmar yang telah menyelesaikan studinya di ISI Jogjakarta dan bergabung dengan Teater Satu, juga Salam Nasarudin, dan alumnus ISI yang menjadi karyawan Taman Budaya Lampung dan banyak terlibat dalam berbagai produksi Teater Satu. Juga ada Sutarko dan Margiastuti, alumnus ISI Jogajakarta jurusan musik.


Periode 2003 - 2007
Perkembangan dan keberhasilan Teater Satu menjadi salah satu grup teater dari Sumatera yang berhasil atau mampu mengaktualisasikan diri di level nasional. Menghadapkan Teater Satu pada tantangan – tantangan perkembangan yang lebih kompleks. Menyadari hal ini, Teater Satu pun mulai mencoba melakukan penguatan di bidang organisasi dengan merumuskan visi, misi, rencana strategi, AD ART, membenahi struktur organisasi dan job description dan program kerja jangka panjang dan jangka pendek.

Jika semula dinamika masih sangat bergantung pada inisiatif Iswadi dan Imas atau pada Project – project yang diterima, maka sejak periode 2003 – 2007 Teater Satu telah bekerja berdasarkan program yang telah disusun bersama. Namun demikian masih sering terjadi bahwa beberapa project terpaksa didahulukan daripada program yang telah disusun karena pertimbangan pendanaan yang sangat dibutuhkan Teater Satu melangsungkan roda organisasi dan membiayai program kerja.

Pada periode ini pula Posisi Teater Satu di Panggung Teater Nasional perlahan semakin kokoh bahkan telah merintis jalan untuk “ Go International “. Hal ini ditandai dengan beberapa keberhasilan Teater Satu sebagai berikut :

1) Tahun 2003 mengikuti Festival teater Alternatif Indonesia Jakarta dengan naskah Nostalgia Sebuah Kota karya Iswadi Pratama dan meraih penghargaan GKJ AWARDS untuk kategori : Naskah terbaik I, Grup Terbaik III, Sutradara Terbaik III, dan Aktris Terbaik II. 2) Diminta tampil di Teater Utan Kayu Jakarta ( TUK ) membawakan lakon Nostalgia Sebuah Kota pada tahun 2004. 3) Pada tahun 2004 pula Nostalgia Sebuah Kota mendapatkan Hibah Seni dari YAYASAN KELOLA. 4) Pada tahun 2005 Nostalgia Sebuah Kota kembali terpilih tampil dalam International Performance Art Mart di Nusa Dua Bali. 5) Pada tahun 2004 Teater Satu berpartisipasi dalam even Festival Monolog Indonesia menampilkan Liza Mutiara Afriani dengan lakon “ Perempuan Pilihan “ karya Iswadi Pratama.

6) Pada tahun 2005 Teater Satu kembali diminta tampil dalam even “ Arifin C. Noer Dalam Kenangan Teater Indonesia “ di Teater Kecil, TIM, Jakarta, membawakan lakon Umang – Umang. 7) Pada tahun 2005 Teater satu bekerja sama dengan Desentralization Spot and Facilities, Jakarta, Menampilkan lakon Aruk Gugat karya Iswadi Pratama di Jakarta. 8) Pada tahun 2006 Teater Satu kembali diminta menampilkan Nostalgia Sebuah Kota dalam Festival Seni Surabaya. 9) Pada tahun 2007 Teater Satu mementaskan “ Nyai Ontosoroh “ adaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya ananta Toer. Bekerja sama dengan Perguruan Rakyat Merdeka ( PRM ) dan HIVOS. 10) Pada tahun 2007 Imas Sobariah diundang sebagai seorang pembicara dalam even WPIC di Jakarta dan Bali. 11) Pada tahun 2007 Hamidah diundang mengikuti Forum Penulis dan Sutradara Muda Internasional di Australia setelah berhasil memainkan monolog Perempuan di Titik Nol adaptasi dari Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal L. Saadawi. 12) Pada tahun 2007 Teater Satu diminta menampilkan monolog Perempuan di Titik Nol di Jakarta dan Kuala Lumpur. 13) Pada tahun 2007 Teater Satu meneruskan Program Monolog dengan menampilkan Ruth Marini yang mengusung “ Wanci “ karya Imas Sobariah. Dan telah di tampilkan di Sumatera dan Jakarta dan terpilih sebagai penampil terbaik pada Festival Monolog se-Lampung.

Produksi Teater Satu, Kisah-Kisah yang Mengingatkan
Program atau Kegiatan yang telah dilaksanakan
Teater Satu Periode 2000 – 2011.

1) Memprakarsai pembentukan Forum Teater Halaman : Sebuah wahana bagi sanggar – sanggar Teater SLTA di Bandar Lampung untuk belajar teater dan mementaskan karya yang dilaksanakan setiap sabtu sore di halaman Taman Budaya Lampung. Setelah berlangsung selama 6 bulan,  Forum Teater Halaman menjadi Festival Teater Pelajar Lampung yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Lampung dan Teater Satu dengan tajuk “ Liga Teater SLTA se-Lampung “. Hingga saat ini Liga Teater telah berlangsung sebanyak 7 kali dalam 7 tahun ( 2000 – 2007 ). Melalui Liga Teater ini pula lahirlah aktor dan aktris yang kini menjadi tulang punggung di Teater Satu diantaranya : Reni Murtini, Ruth Marini, Hamidah, Liza Mutiara Afriani, Dodi Firmansyah, sebagai generasi ketiga setelah generasi pertama hanya menyisakan Budi Laksana dan Hendri Rosevelt.

2) Memberikan pelatihan – pelatihan penyutradaraan, pemeranan, artistik dan manajemen baik bagi SDM Teater Satu maupun bagi sanggar – sanggar Teater SLTA di Lampung.
Sejak tahun 2003 membentuk Panggung Perempuan dikoordinir oleh Imas Sobariah dan merupakan wahana bagi setiap pekerja teater perempuan di Lampung untuk melangsungkan proses pembelajaran dan pemberdayaan diantara produk yang telah dihasilkan  :
Pementasan lakon “ Pelayan “ karya Jean Genet di Lampung, Jakarta, Taman Budaya Sumatera Barat pada tahun 2003

3) Bekerjasama dengan DAMAR ; Lembaga Advokasi Perempuan dan Anak dalam terapi penyembuhan trauma perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga melalui metode dan media teater. 4) Mempublikasikan artikel – ertikel hasil diskusi ke media massa yang membicarakan pemberdayaan perempuan dalam dan melalui media teater. 5) Melakukan riset terhadap berbagai metode penyutradaraan, pemeranan, dan olah tubuh dan menghasilkan sebuah metode tersendiri ( produk teater satu ) yang bertujuan untuk membantu aplikasi / penerapan pengetahuan dan keterampilan di bidang penyutradaraan, pemeranan, dan olah tubuh bagi kelompok – kelompok teater amatir. 6) Melakukan pementasan rutin ( setiap tahun ) yang berbasis pada riset keaktoran, artistic, cerita dan penyutradaraan untuk menghasilkan pertunjukkan yang berkualitas minimal satu garapan dalam satu tahun.

7) Memberikan pelatihan penulisan sastra, artikel atau essay, dan jurnalistik kepada siswa SLTA dan mahasiswa peminat seni dan kebudayaan. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2001 bekerjasama dengan harian Lampung Post dan telah berhasil melahirkan penulis – penulis muda yang telah dikenal di level regional atau nasional, diantaranya : Dina Oktaviani, Ruth Marini, Hamidah, Nersalya Renata, Diah Mertawirana, Inggit Putria Marga, Jimmy Maruli Alfian, Hendri Rosevelt.

8) Secara aktif mempublikasikan atau menyosialisasikan karya – karya Teater Satu kepada lembaga – lembaga atau organisasi Internasional dan seniman professional diberbagai Negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk pengiriman informasi yang rutin dilaksanakan setiap tahun. 9) Melaksanakan Program penguatan aktor / aktris Teater Satu dengan kegiatan riset dan garap karya monolog yang telah dilaksanakan dari tahun 2004 hingga sekarang. 10) Mengajukan lamaran workshop, magang, atau beasiswa nasional dan inter nasional di bidang artistic dan manajemen bagi SDM Teater Satu telah dilaksanakan sejak tahun 2003 sampai sekarang. Hingga saat ini telah terdapat 9 orang SDM Teater Satu yang berhasil mengikuti program tersebut di atas.

11) Berpartisipasi dalam even – even seni pertunjukkan nasional dalam bentuk pementasan atau pemberian workshop. Sejak tahun 2003  - 2007 Teater Satu telah 9 kali berpartisipasi dalam even – even dimaksud.12) Menggelar Kala Sumatera I, II bertajuk Panggung Perempuan Se Sumatera dan Jaringan Teater Se Sumatera yaitu program pelatihan dan pertunjukan untuk sutradara, penulis, penata artistik bagi 10 kelompok teater di sumatera tahun 2008-2009-2010-2011. 13) Menerbitkan buku panduan bermain teater untuk siswa dan guru SMA, 2010, 14) Menggelar Kala Sumatera III Panggung Perempuan dan Jaringan Teater Sumatera (seminar, diskusi, loka karya dan pertunjukan) 2012 – 2014. 15) Melaksanakan Festival Teater Pelajar Nasional Student on The Stage I, II 2012 dan 2014.

 
KKYM di Teater Salihara, Jakarta
Penelitian Yang Pernah dilakukan
Penelitian Teater Rakyat Lampung: Warahan,
Penelitian Sastra Lisan Lampung bersama Tim Smith, peneliti   
dari  Amerika. Menghasilkan dokumentasi berupa kaset, transkrip, dan  VCD
Penelitian: Peranan dan   Pengaruh   Teater dalam membangun
Dan membentuk Mentalitas dan Orientasi Nilai di kalangan pelajar.  Menghasilkan sebuah kumpulan catatan dan artikel (belum disusun menjadi buku).
Penelitian tentang sejarah dan perkembangan seni topeng  (Sekura) Lampung.
Penerbitan Jurnal Alternatif Kebudayan STAGE

Kerjasama dan Apresiasi yang pernah dilakukan
1
) Kerjasama dengan USAID (United States of America for  International Development); menyosialisasikan program Rekonsiliasi Etnis dan  Pencegahan konflik Etnis di Lampung melalui media Teater Rakyat Tahun 1999—2000. 2) Kerjasama dengan The Ford Foundation, melaksanakan program Sanggar Sastra Siswa di 10 SMU di Bandar Lampung, tahun 2001. 3) Kerjasama dengan The Ford Foundation dan Teater Utan Kayu (TUK) Jakarta melaksanakan program jaringan seni-budaya di Sumatera, tahun2002—2003. 4)  Kerjasama dengan Masyarakat Uni Eropa, melaksanakan program mensosialisasi pemeliharaan sumber-sumber air dan pemeliharaan hutan melalaui media teater, tahun 2004. 5) Kerjasama dengan Taman Budaya Lampung, melaksanakan program apresiasi seni sastra dan teater di kalangan pelajar di Lampung.Tahun 1996, 1998, 1999, dan tahun 2000.

6) Kerjasama dengan Dewan Kesenian Lampung, melaksanakan program diskusi dan pelatihan seni sastra dan teater. Tahun 1999—2001. 7) Kerjasama dengan Watala (Keluarga Pencinta Alam) Lampung melaksanakan program penyuluhan pemeliharaan hutan kawasan melalui pementasan teater, tahun 2000. 8) Kerjasama dengan Dinas Pendidikan Lampung, melaksanakan program pembinaan dan pelatihan seni di kalangan pelajar.1997-1998. 9) Kerjasama dengan Yayasan Kantata Bangsa, pimpinan Stiawan Djody melaksanakan program pementasan Perduli Sampit, tahun 2001. 10) Kerjasama dengan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Lampung melaksanakan program diskusi/seminar kebudayaan dan politik tahun 1998, 1999, 2000.

11) Kerjasama dengan Komite Anti Korupsi (KoAK) Lampung,  melaksanakan program penyuluhan tindak pidana korupsi melalui media teater. 12) Kerjasama dengan Pemda Tk.I Lampung, melaksanakan program Anti Madat, di kalangan remaja dan pelajar, tahun 1997. 13) Kerjasama dengan Yayasan Kelola, Solo. Mengikuti program  pelatihan manajemen, magang nusantara dan pentas keliling di kota-kota besar di Indonesia, tahun 2000, 2001, 2002 dan 2004. 14) Kerjasama dengan Taman Budaya Lampung, melaksanakan program Festival Teater Pelajar Lampung, tahun 2000, 2002, dan 2004. 15) Kerjasama dengan Hivos Belanda menggelar program Kala Sumatera (Panggung Perempuan dan Jaringan Teater se Sumatera) 2008-2015

Saat Berpartisipasi Pada Art Sumirt, 2010


Program Pemetasan Terpilih
1) Pentas Monolog Prita Isteri Kita karya Arifin C. Noor, Taman Budaya Lampung (1996). 2) Pementasan lakon “Lysistrata karya Aristophanes, tahun 1997, 3) Pementasan lakon Kapai-Kapai karya Arifin C. Noor, Taman Budaya Lampung. Tahun 1998. 4) Pementasan Lakon Jerit Tangis Malam Buta karya Rolf Lauckner), tahun 1998, 5) Pentas Keliling Sandiwara Rakyat Lampung di 50 desa dan kota di Lampung. 6) Pementasan lakon Umang-Umang karya Arifin C. Noor, Taman Budaya Lampung. Tahun 1999 dan tahun 2000. Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, 2005, 7) Pementasan lakon Menunggu Godot (Samuel Beckett) Taman Budaya Lampung dan Taman Budaya Jambi tahun 2000, Gedung BKK UNILA, Teater Utan Kayu Jakarta tahun 2002, 8) Pementasan Keliling (Solo,Yogyakarta, Bandung dan Tasikmalaya) Hibah Seni 2002 Yayasan Kelola, 9) Pementasan lakon Antigone karya Jean Anouilh , di  Taman Budaya Lampung, Padang. Tahun 2002. 10) Pementasan lakon Penagih Hutang karya Anton Chekov ,Di beberapa SMU di Lampung. Tahun 2003.

11) Pementasan lakon Pelayan karya Jean Genet (Perancis), dipentaskandi Taman Budaya Lampung, Padang, Jakarta, dan Solo, tahun 2003, 12) Pementasan lakon Nostalgia Sebuah Kota (Kenangan Tentang Tanjungkarang) karya Iswadi Pratama. Di Gedung Kesenian Jakarta dalam Festival Teater Alternatif Gedung Kesenian Jakarta (2003), Teater Utan Kayu Jakarta(2004), Bandung, Jakarta, dan Makassar bekerjasama dengan Yayasan Kelola (Hibah Seni Yayasan Kelola 2004). 13) Monolog “Perempuan Pilihan” The Chosen Women (Iswadi Pratama); Taman Ismail Marzuki, Jakarta ; April 2004, Teater Utan Kayu, Jakarta; July 2005, British Council, Jakarta; Augustus 2005, Societeit de Harmonie Makassar, September 2006, 14) Umang-umang (Arifin C Noer) teater kecil Taman Ismail Marzuki 27 Mei 2005, 15) Aruk Gugat (Iswadi Pratama), DSF Office Jakarta 25 Januari 2006, Teater Salihara Jakarta,STSI Bandung, 2009,

16) Nyai Ontosoroh( Adaptasi oleh Fidza Mardzoeki dari Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer), Taman Budaya Lampung 13-14 April 2007. 17) Monolog “Perempuan di Titik Nol” (Adaptasi dari Novel Peremuan di Titik Nol Karya Nawal El Saadawi oleh teater satu), Teater Utan Kayu 11-12 Mei 2007, Australia, Juli 2007, Kuala Lumpur 18 Oktober 2007, Teater Salihara Jakarta, 2008. Melalui pertunjukan ini Teater Satu dinobatkan sebagai Teater Terbaik versi majalah Tempo tahun 2008. 18) Monolog “Hang Li Poh” (Ann Lee), Ubud, Bali, Oktober 2007, 19) Monolog “Wanci” (Imas Sobariah), Pekanbaru , Riau,  2007,Teater Utan Kayu jakarta, 2008. 20) Monolog “Peri Kehidupan” (Adaptasi dari Cerpen Karya Simon Carmiggelt, Belanda), Taman Budaya Lampung 19 November 2007. 21) Monolog “Kali Mati” (adaptasi dari cerpen karya Joni Ariadinata) Taman Budaya Lampung 20 November 2007, Taman Budaya Jambi 25 February 2008. 22) Pementasan Aruk Gugat Karya/Sutradara : Iswadi Pratama Mei 2009 Teater Salihara  Jakarta, STSI Bandung, Oktober 2010, Medan, 2012, Jambi 2013.

23)  Kisah-kisah Yang Mengingatkan Karya/Sutradara : Iswadi Pratama 20-21 November Teater Salihara Jakarta, 4-5 Desember 2009 Taman Budaya lampung, Art Summit International di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, 2010, Ubud Writer Festival Oktober 2012. 24) Pementasan VISA karya goenawan mohamad sutradara iswadi pratama, Juni 2011. 25) Pementasan Kisah Lain Kurusetra atawa Karna karya Goenawan Mohammad Sutradara Iswadi Pratama di Taman Budaya Lampung, Maret 2012. 26) Pementasan Anak yang Dikuburkan karya Sam Separd sutradara Iswadi Pratama di Teater Salihara Jakarta, Juni 2012. Pertunjukan ini menobatkan Teater Satu menjadi Grup terbaik Indonesia versi majalah Tempo. 27) Pementasan Kisah Kisah yang Mengingatkan karya/sutradara Iswadi Pratama pada Ubud Writer Festival di Ubud, 2012. 28) Pementasan Death and The Maiden karya Ariel Dorfman sutradara Iswadi Pratama di Teater Salihara Jakarta, Juli 2013. 29) Pementasan Keliling Death and the Maiden di Palembang, Riau dan ISI Padang Panjang , maret & Agustus 2014. 30) Pementasan Kisah-Kisah yang Mengingatkan pada ajang Malaysian International Performing Art Village di Kuala Lumpur, November 2014.



Alamat Teater Satu
Perum ASABRI
Jalan Beringin 4 No.17, Beringin Raya Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia
Telepon: 62-721-273 330
Faksimile: 62- 721-273 330

0 on: "Teater Satu: Jalan Panjang Membangun Lampung Melalui Teater"