Teater Satu Lampung |
oleh Alexander GB
Riwayat Pembentukan
Pada tanggal 18 Oktober 1996, Iswadi Pratama
dan Imas Sobariah bersepakat untuk membentuk sebuah komunitas teater, hingga terbentuklah Teater Satu Lampung, sebagai grub Terbaik di Lampung, dan salah satu grub teater terbaik Indonesia.
Iswadi yang semula aktif di berbagai organisasi dan komunitas seni di Lampung, diantaranya : mendirikan dan membina Teater Kurusetra, Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni ( UKMBS ) UNILA sejak 1992, membina Teater Remaja di Komunitas Seni Forum Semesta sejak 1989, dan menjadi aktor di Teater Krakatoa, salah satu kelompok teater tertua di Lampung ( sejak 1993 ). Sedangkan Imas Sobariah adalah alumnus Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI ) Bandung dan hijrah ke Lampung pada tahun 1994 menjadi Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Lampung. Imas juga membina kelompok teater MITRA, sebuah wahana bagi karyawan – karyawan Taman Budaya Lampung yang hendak mempelajari dan berkreatifitas di bidang seni drama.
Iswadi yang semula aktif di berbagai organisasi dan komunitas seni di Lampung, diantaranya : mendirikan dan membina Teater Kurusetra, Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni ( UKMBS ) UNILA sejak 1992, membina Teater Remaja di Komunitas Seni Forum Semesta sejak 1989, dan menjadi aktor di Teater Krakatoa, salah satu kelompok teater tertua di Lampung ( sejak 1993 ). Sedangkan Imas Sobariah adalah alumnus Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI ) Bandung dan hijrah ke Lampung pada tahun 1994 menjadi Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Lampung. Imas juga membina kelompok teater MITRA, sebuah wahana bagi karyawan – karyawan Taman Budaya Lampung yang hendak mempelajari dan berkreatifitas di bidang seni drama.
Mengingat keduanya sama – sama memiliki visi
untuk menekuni teater secara lebih professional -- sesuatu belum bisa
diakomodir oleh lembaga / oraganisasi dimana mereka sebelumnya berkiprah – maka
lahirlah Teater satu Lampung. Visi untuk menjadi professional di bidang teater
inilah yang menyatukan keduanya.
Visi
Menjadi sebuah organisasi seni budaya yang professional di bidang seni pertunjukan dan memiliki kualitas yang diakui di wilayah Sumatera, nasional, dan internasional. Serta mampu menjalankan peran-peran social dan kulturalnya dalam memperjuangkan dan membantu hak setiap orang untuk meraih kewajaran hidup melalui atau di bisang seni budaya dengan menghormati prinsip-prinsip dan harkat kemanusiaan
Misi :
Melaksanakan program-program dan pengembangan
SDM di bidang seni pertunjukan, artistic, manajemen, dan organisasi.
Melaksanakan program-program edukatif di
bidang seni budaya baik internal maupun eksternal
Secara kontinu melaksanakan program-program
pelatihan, pengembangan, dan penciptaan seni pertunjukan yang berorientasi pada
peningkatan kualitas SDM, artistic, dan manajemen.
Melaksanakan
program-program workshop seni pertunjukan dan atau pementasan karya untuk
mengadvokasi atau membantu komunitas-komunitas teater amatir yang ada di
Lampung, Sumatera, dan Indonesia
Fase-fase Perkembangan Teater Satu
Periode 1996 – 2000
Sebagai sebuah komunitas yang baru saja
dibentuk, Teater Satu tentu saja belum memiliki anggota apalagi program kerja.
Pada bulan yang sama ( Oktober 1996 ) Taman Budaya Lampung menyelenggarakan
even Festival Monolog se Lampung. Even inilah yang menjadi moment penting bagi
“ Deklarasi “ Teater Satu ; yakni dengan berpartisipasi dalam festival tersebut
dan untuk kali pertama merekrut anggota yang hanya 1 orang bernama Isnaini
Muhimah ( Ema ). Keikutsertaan Teater Satu membuahkan prestasi dimana Ema
terpilih sebagai penampil terbaik dan disebut – sebut oleh Arthur S. Nalan,
salah seorang juri dan staf pengajar STSI Bandung, sebagai aktris yang memiliki
“ Talent luar biasa “.
Penampilan dan keberhasilan Ema dalam Festifal
Monolog tersebut telah mengundang minat beberapa actor /aktris yang semula berkiprah
di Pasar Seni Enggal untuk bergabung dengan Teater satu, diantaranya : Yudi
Bayong, Robi Akbar, Jonet, Anang. Kehadiran mereka ini di Teater Satu menyebabkan jumlah peminat
Teater satu makin hari makin bertambah, mencapai 20 orang. Demi melihat asset
SDM yang cukup banyak ini, Iswadi dan Imas memutuskan untuk menggarap lakon “
Lysistrata “ Karya Aristophanes. Latihan pun dimulai sejak November 1996.
selama proses latihan tersebut jumlah anggota / pemain kian membesar termasuk
para pelajar dari berbagai SLTA di Bandar Lampung.
Lakon Lysistrata pun dipentaskan pada bulan
April 1997 dan terbilang cukup sukses dengan dihadiri kurang lebih 1000 orang
penonton selama 2 hari. Inilah pementasan pertama Teater Satu yang
terpublikasikan secara meluas di Lampung dan menjadi tonggak mulainya kerja
manajemen produksi dalam bentuk penjualan tiket, sponsorship, publikasi, dll.
Meskipun dari aspek manajemen produksi
pementasan Lysistrata terbilang cukup berhasil, namun belum ada perhatian
khusus untuk menata organisasi secara lebih profesioanal. Mengingat SDM yang
ada semuanya belum memiliki keterampilan dan pengetahuan di bidang organisasi
dan manajemen kecuali Isnaini Muhimah. Sementara Iswadi dan Imas masih
berkonsentrasi untuk membekali pengetahuan dan keterampilan SDM di bidang
keaktoran, manajemen, dan artistik. Meskipun hanya ditopang oleh kemampuan
manajemen yang terbatas dan relatif hanya dikerjakan oleh Iswadi, Imas dan Ema.
Setiap penampilan dan pementasan Teater Satu terbilang sukses dan banyak
mengundang perbincangan di media massa dari banyak seniman, NGO, pers di
Lampung.
Adapun karya – karya terbaik Teater satu pada awal – awal berdirinya
itu ( 1996 -2000 ) adalah :
1) Monolog Prita Istri Kita karya Arifin C. Noer, 1996. 2) Lysistrata karya Aristophanes,1997.3) Kapai – Kapai karya arifin C. Noer, 1997. 4) Jerit Tangis Malam Buta karya Rolf Laukner, 1998. 5) Umang – Umang karya arifin C. Noer,
1998 – 1999.
Periode 2000 – 2003
Semua keberhasilan tersebut berujung pada kerja
bareng Teater Potlot untuk melaksanakan program rekonsiliasi etnik melalui
pertunjukkan teater yang didanai oleh USAID ( tahun 1999 – 2000 ). Kerjasama
ini melahirkan 50 kali pertunjukkan Teater Rakyat dan Modern di 50 Kota dan
Desa di Provinsi Lampung. Dan pada periode ini pula Teater Satu mulai merintis
event Festifal Teater Pelajar se-Lampung yang kelak menjadi “ Liga Teater SLTA
“ lebih dari itu, kerjasama tersebut
membawa Teater Satu pada “ Era Baru “, yakni sebuah fase dimana Teater Satu
mulai membenahi masalah – masalah manajemen organisasi. Itu semua telah
menjadikan Teater Satu berkembang menjadi sebuah komunitas / organisasi seni
yang lebih modern dibanding sebelumnya.
Sejak periode 2000 – 2003 tersebut Iswadi dan
Imas mulai menyusun, merencanakan, dan melaksanakan program – program
pembelajaran / pelatihan internal yang lebih terukur dan terarah di bidang
artistik dan manajemen. Ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan :
Workshop Penyutradaraan, Pemeranan, Artistik.Manajemen Panggung dan Organisasi.
Namun workshop atau pelatihan tersebut masih
dilaksanakan sebagai bagian dari proses penggarapan naskah ( produksi ) dan
bersifat internal serta bertujuan untuk mempersiapkan seluruh SDM Teater satu
untuk "Go Nasional".
Kesempatan itu pun datang saat Teater Satu
diminta tampil mewakili Taman Budaya Lampung dalam ajang Pertemuan Taman Budaya
se–Sumatera di Jambi tahun 2000 dengan mengangkat lakon “ Waiting for Godot “
karya Samuel backett disutradarai Ahmad Jusmar. Penampilan Teater satu di Jambi
ini sempat pula disaksikan Ratna Riantiarno dari Teater Koma.
Pada tahun 2001 lakon tersebut juga diminta
tampil di Teater Utan Kayu Jakarta. Pada tahun 2002 kesempatan Teater Satu
untuk “ Go Nasional “ kembali terbuka saat KELOLA membuka lamaran Hibah Seni
periode 2002. Teater Satu berhasil meraih Hibah tersebut dan mementaskan lakon
“ Waiting for Godot “ di Taman Budaya Lampung, Jogjakarta, Tasikmalaya, dan
Taman Budaya Bandung.
Perkembangan Teater Satu dalam periode 2000 –
2003 juga tidak terlepas dari peran serta Ahmad Jusmar yang telah menyelesaikan
studinya di ISI Jogjakarta dan bergabung dengan Teater Satu, juga Salam
Nasarudin, dan alumnus ISI yang menjadi karyawan Taman Budaya Lampung dan
banyak terlibat dalam berbagai produksi Teater Satu. Juga ada Sutarko dan
Margiastuti, alumnus ISI Jogajakarta jurusan musik.
Periode 2003 - 2007
Perkembangan dan keberhasilan Teater Satu
menjadi salah satu grup teater dari Sumatera yang berhasil atau mampu
mengaktualisasikan diri di level nasional. Menghadapkan Teater Satu pada
tantangan – tantangan perkembangan yang lebih kompleks. Menyadari hal ini, Teater
Satu pun mulai mencoba melakukan penguatan di bidang organisasi dengan
merumuskan visi, misi, rencana strategi, AD ART, membenahi struktur organisasi
dan job description dan program kerja jangka panjang dan jangka pendek.
Jika semula dinamika masih sangat bergantung
pada inisiatif Iswadi dan Imas atau pada Project – project yang diterima, maka
sejak periode 2003 – 2007 Teater Satu telah bekerja berdasarkan program yang
telah disusun bersama. Namun demikian masih sering terjadi bahwa beberapa
project terpaksa didahulukan daripada program yang telah disusun karena
pertimbangan pendanaan yang sangat dibutuhkan Teater Satu melangsungkan roda
organisasi dan membiayai program kerja.
Pada periode ini pula Posisi Teater Satu di Panggung
Teater Nasional perlahan semakin kokoh bahkan telah merintis jalan untuk “ Go
International “. Hal ini ditandai dengan beberapa keberhasilan Teater Satu
sebagai berikut :
1) Tahun 2003 mengikuti Festival teater Alternatif Indonesia Jakarta
dengan naskah Nostalgia Sebuah Kota karya Iswadi Pratama dan meraih penghargaan
GKJ AWARDS untuk kategori : Naskah terbaik I, Grup Terbaik III, Sutradara
Terbaik III, dan Aktris Terbaik II.
2) Diminta tampil di Teater Utan Kayu Jakarta ( TUK )
membawakan lakon Nostalgia Sebuah Kota pada tahun 2004. 3)
Pada tahun 2004 pula Nostalgia Sebuah Kota mendapatkan
Hibah Seni dari YAYASAN KELOLA. 4)
Pada tahun 2005 Nostalgia Sebuah Kota kembali terpilih
tampil dalam International Performance Art Mart di Nusa Dua Bali. 5) Pada tahun 2004 Teater
Satu berpartisipasi dalam even Festival Monolog Indonesia menampilkan Liza
Mutiara Afriani dengan lakon “ Perempuan Pilihan “ karya Iswadi Pratama.
6) Pada tahun 2005 Teater Satu kembali diminta tampil dalam even “ Arifin
C. Noer Dalam Kenangan Teater Indonesia “ di Teater Kecil, TIM, Jakarta,
membawakan lakon Umang – Umang. 7)
Pada tahun 2005 Teater satu bekerja sama dengan
Desentralization Spot and Facilities, Jakarta, Menampilkan lakon Aruk Gugat
karya Iswadi Pratama di Jakarta. 8) Pada tahun 2006 Teater Satu kembali diminta
menampilkan Nostalgia Sebuah Kota dalam Festival Seni Surabaya. 9) Pada tahun 2007 Teater
Satu mementaskan “ Nyai Ontosoroh “ adaptasi dari novel Bumi Manusia karya
Pramoedya ananta Toer. Bekerja sama dengan Perguruan Rakyat Merdeka ( PRM ) dan
HIVOS. 10) Pada
tahun 2007 Imas Sobariah diundang sebagai seorang pembicara dalam even WPIC di
Jakarta dan Bali. 11) Pada tahun 2007 Hamidah diundang mengikuti Forum Penulis dan Sutradara
Muda Internasional di Australia setelah berhasil memainkan monolog Perempuan di
Titik Nol adaptasi dari Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal L. Saadawi. 12) Pada tahun 2007
Teater Satu diminta menampilkan monolog Perempuan di Titik Nol di Jakarta dan
Kuala Lumpur. 13) Pada tahun 2007 Teater Satu meneruskan Program Monolog dengan
menampilkan Ruth Marini yang mengusung “ Wanci “ karya Imas Sobariah. Dan telah
di tampilkan di Sumatera dan Jakarta dan terpilih sebagai penampil terbaik pada
Festival Monolog se-Lampung.
Produksi Teater Satu, Kisah-Kisah yang Mengingatkan |
Program atau Kegiatan yang telah dilaksanakan
Teater Satu Periode 2000 – 2011.
Teater Satu Periode 2000 – 2011.
1) Memprakarsai pembentukan Forum Teater Halaman : Sebuah wahana bagi
sanggar – sanggar Teater SLTA di Bandar Lampung untuk belajar teater dan
mementaskan karya yang dilaksanakan setiap sabtu sore di halaman Taman Budaya
Lampung. Setelah berlangsung selama 6 bulan, Forum Teater Halaman menjadi Festival Teater Pelajar Lampung yang
diselenggarakan oleh Taman Budaya Lampung dan Teater Satu dengan tajuk “ Liga Teater
SLTA se-Lampung “. Hingga saat ini Liga Teater telah berlangsung sebanyak 7
kali dalam 7 tahun ( 2000 – 2007 ). Melalui Liga Teater ini pula lahirlah aktor
dan aktris yang kini menjadi tulang punggung di Teater Satu diantaranya : Reni
Murtini, Ruth Marini, Hamidah, Liza Mutiara Afriani, Dodi Firmansyah, sebagai
generasi ketiga setelah generasi pertama hanya menyisakan Budi Laksana dan Hendri
Rosevelt.
2) Memberikan pelatihan – pelatihan penyutradaraan, pemeranan, artistik
dan manajemen baik bagi SDM Teater Satu maupun bagi sanggar – sanggar Teater
SLTA di Lampung.
Sejak tahun 2003 membentuk Panggung Perempuan
dikoordinir oleh Imas Sobariah dan merupakan wahana bagi setiap pekerja teater
perempuan di Lampung untuk melangsungkan proses pembelajaran dan pemberdayaan
diantara produk yang telah dihasilkan :
Pementasan lakon “ Pelayan “ karya Jean Genet
di Lampung, Jakarta, Taman Budaya Sumatera Barat pada tahun 2003
3) Bekerjasama dengan DAMAR ; Lembaga Advokasi Perempuan dan Anak dalam
terapi penyembuhan trauma perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga melalui
metode dan media teater. 4) Mempublikasikan artikel – ertikel hasil diskusi ke media massa yang
membicarakan pemberdayaan perempuan dalam dan melalui media teater. 5) Melakukan riset
terhadap berbagai metode penyutradaraan, pemeranan, dan olah tubuh dan
menghasilkan sebuah metode tersendiri ( produk teater satu ) yang bertujuan
untuk membantu aplikasi / penerapan pengetahuan dan keterampilan di bidang
penyutradaraan, pemeranan, dan olah tubuh bagi kelompok – kelompok teater
amatir. 6) Melakukan
pementasan rutin ( setiap tahun ) yang berbasis pada riset keaktoran, artistic,
cerita dan penyutradaraan untuk menghasilkan pertunjukkan yang berkualitas
minimal satu garapan dalam satu tahun.
7) Memberikan pelatihan penulisan sastra, artikel atau essay, dan
jurnalistik kepada siswa SLTA dan mahasiswa peminat seni dan kebudayaan.
Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2001 bekerjasama dengan harian
Lampung Post dan telah berhasil melahirkan penulis – penulis muda yang telah
dikenal di level regional atau nasional, diantaranya : Dina Oktaviani, Ruth
Marini, Hamidah, Nersalya Renata, Diah Mertawirana, Inggit Putria Marga, Jimmy
Maruli Alfian, Hendri Rosevelt.
8) Secara aktif mempublikasikan atau menyosialisasikan karya – karya
Teater Satu kepada lembaga – lembaga atau organisasi Internasional dan seniman
professional diberbagai Negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Sosialisasi
dilakukan dalam bentuk pengiriman informasi yang rutin dilaksanakan setiap
tahun. 9) Melaksanakan
Program penguatan aktor / aktris Teater Satu dengan kegiatan riset dan garap
karya monolog yang telah dilaksanakan dari tahun 2004 hingga sekarang. 10) Mengajukan lamaran
workshop, magang, atau beasiswa nasional dan inter nasional di bidang artistic
dan manajemen bagi SDM Teater Satu telah dilaksanakan sejak tahun 2003 sampai
sekarang. Hingga saat ini telah terdapat 9 orang SDM Teater Satu yang berhasil
mengikuti program tersebut di atas.
11) Berpartisipasi dalam even – even seni pertunjukkan nasional dalam
bentuk pementasan atau pemberian workshop. Sejak tahun 2003 - 2007 Teater Satu telah 9 kali
berpartisipasi dalam even – even dimaksud.12) Menggelar Kala Sumatera I, II bertajuk Panggung
Perempuan Se Sumatera dan Jaringan Teater Se Sumatera yaitu program pelatihan
dan pertunjukan untuk sutradara, penulis, penata artistik bagi 10 kelompok
teater di sumatera tahun 2008-2009-2010-2011. 13) Menerbitkan buku panduan bermain teater untuk
siswa dan guru SMA, 2010, 14) Menggelar Kala Sumatera III Panggung Perempuan dan Jaringan Teater
Sumatera (seminar, diskusi, loka karya dan pertunjukan) 2012 – 2014. 15) Melaksanakan Festival
Teater Pelajar Nasional Student on The Stage I, II 2012 dan 2014.
Penelitian Teater Rakyat Lampung: Warahan,
Penelitian
Sastra Lisan Lampung bersama Tim Smith, peneliti
dari Amerika. Menghasilkan dokumentasi berupa
kaset, transkrip, dan VCD
Penelitian:
Peranan dan Pengaruh Teater dalam membangun
Dan
membentuk Mentalitas dan Orientasi Nilai di kalangan pelajar. Menghasilkan sebuah kumpulan catatan dan
artikel (belum disusun menjadi buku).
Penelitian
tentang sejarah dan perkembangan seni topeng
(Sekura) Lampung.
Penerbitan
Jurnal Alternatif Kebudayan STAGE
Kerjasama dan Apresiasi yang pernah dilakukan
1) Kerjasama dengan USAID (United States of America for International Development); menyosialisasikan program Rekonsiliasi Etnis dan Pencegahan konflik Etnis di Lampung melalui media Teater Rakyat Tahun 1999—2000. 2) Kerjasama dengan The Ford Foundation, melaksanakan program Sanggar Sastra Siswa di 10 SMU di Bandar Lampung, tahun 2001. 3) Kerjasama dengan The Ford Foundation dan Teater Utan Kayu (TUK) Jakarta melaksanakan program jaringan seni-budaya di Sumatera, tahun2002—2003. 4) Kerjasama dengan Masyarakat Uni Eropa, melaksanakan program mensosialisasi pemeliharaan sumber-sumber air dan pemeliharaan hutan melalaui media teater, tahun 2004. 5) Kerjasama dengan Taman Budaya Lampung, melaksanakan program apresiasi seni sastra dan teater di kalangan pelajar di Lampung.Tahun 1996, 1998, 1999, dan tahun 2000.
1) Kerjasama dengan USAID (United States of America for International Development); menyosialisasikan program Rekonsiliasi Etnis dan Pencegahan konflik Etnis di Lampung melalui media Teater Rakyat Tahun 1999—2000. 2) Kerjasama dengan The Ford Foundation, melaksanakan program Sanggar Sastra Siswa di 10 SMU di Bandar Lampung, tahun 2001. 3) Kerjasama dengan The Ford Foundation dan Teater Utan Kayu (TUK) Jakarta melaksanakan program jaringan seni-budaya di Sumatera, tahun2002—2003. 4) Kerjasama dengan Masyarakat Uni Eropa, melaksanakan program mensosialisasi pemeliharaan sumber-sumber air dan pemeliharaan hutan melalaui media teater, tahun 2004. 5) Kerjasama dengan Taman Budaya Lampung, melaksanakan program apresiasi seni sastra dan teater di kalangan pelajar di Lampung.Tahun 1996, 1998, 1999, dan tahun 2000.
6) Kerjasama dengan Dewan Kesenian Lampung, melaksanakan
program diskusi dan pelatihan seni sastra dan teater. Tahun 1999—2001. 7) Kerjasama dengan
Watala (Keluarga Pencinta Alam) Lampung melaksanakan program penyuluhan
pemeliharaan hutan kawasan melalui pementasan teater, tahun 2000. 8) Kerjasama dengan
Dinas Pendidikan Lampung, melaksanakan program pembinaan dan
pelatihan seni di kalangan pelajar.1997-1998. 9) Kerjasama dengan Yayasan
Kantata Bangsa, pimpinan Stiawan Djody melaksanakan program pementasan Perduli
Sampit, tahun 2001. 10) Kerjasama dengan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Lampung melaksanakan
program diskusi/seminar kebudayaan dan politik tahun 1998, 1999, 2000.
11) Kerjasama dengan Komite Anti Korupsi (KoAK) Lampung, melaksanakan program
penyuluhan tindak pidana korupsi melalui media teater. 12)
Kerjasama
dengan Pemda Tk.I Lampung, melaksanakan program Anti Madat, di kalangan remaja
dan pelajar,
tahun
1997. 13) Kerjasama dengan Yayasan Kelola, Solo. Mengikuti program pelatihan manajemen, magang
nusantara dan pentas keliling di kota-kota besar di Indonesia, tahun 2000, 2001,
2002 dan 2004. 14) Kerjasama dengan Taman Budaya Lampung, melaksanakan program
Festival Teater Pelajar Lampung, tahun 2000, 2002, dan 2004.
15) Kerjasama
dengan Hivos Belanda menggelar program Kala Sumatera (Panggung Perempuan dan
Jaringan Teater se Sumatera) 2008-2015
Saat Berpartisipasi Pada Art Sumirt, 2010 |
Program Pemetasan Terpilih
1)
Pentas Monolog Prita Isteri Kita karya Arifin C. Noor, Taman
Budaya Lampung (1996). 2) Pementasan lakon “Lysistrata karya Aristophanes, tahun 1997, 3)
Pementasan
lakon Kapai-Kapai karya Arifin C. Noor, Taman Budaya Lampung. Tahun 1998. 4) Pementasan Lakon Jerit
Tangis Malam Buta karya Rolf Lauckner), tahun 1998, 5)
Pentas
Keliling Sandiwara Rakyat Lampung di 50 desa dan kota di Lampung. 6) Pementasan lakon Umang-Umang
karya Arifin C. Noor, Taman Budaya Lampung. Tahun 1999 dan tahun 2000. Teater
Kecil Taman Ismail Marzuki, 2005, 7) Pementasan lakon Menunggu
Godot (Samuel Beckett) Taman Budaya Lampung dan Taman Budaya Jambi tahun 2000,
Gedung BKK UNILA, Teater Utan Kayu Jakarta tahun 2002, 8) Pementasan Keliling
(Solo,Yogyakarta, Bandung dan Tasikmalaya) Hibah Seni 2002 Yayasan Kelola, 9)
Pementasan
lakon Antigone karya Jean Anouilh , di
Taman Budaya Lampung, Padang. Tahun 2002. 10) Pementasan lakon Penagih
Hutang karya Anton Chekov ,Di beberapa SMU di Lampung. Tahun 2003.
11) Pementasan lakon Pelayan karya Jean Genet (Perancis),
dipentaskandi Taman Budaya Lampung, Padang, Jakarta, dan Solo, tahun 2003,
12) Pementasan
lakon Nostalgia Sebuah Kota (Kenangan Tentang Tanjungkarang) karya
Iswadi Pratama. Di Gedung Kesenian Jakarta dalam Festival Teater Alternatif
Gedung Kesenian Jakarta (2003), Teater Utan Kayu
Jakarta(2004), Bandung, Jakarta, dan Makassar bekerjasama dengan Yayasan Kelola (Hibah
Seni Yayasan Kelola 2004). 13) Monolog “Perempuan Pilihan” The Chosen Women (Iswadi
Pratama); Taman Ismail Marzuki, Jakarta ; April 2004, Teater Utan Kayu,
Jakarta; July 2005, British Council, Jakarta; Augustus 2005, Societeit de
Harmonie Makassar, September 2006, 14) Umang-umang (Arifin C Noer)
teater kecil Taman Ismail Marzuki 27 Mei 2005, 15) Aruk Gugat (Iswadi
Pratama), DSF Office Jakarta 25 Januari 2006, Teater Salihara Jakarta,STSI
Bandung, 2009,
16) Nyai Ontosoroh( Adaptasi oleh Fidza Mardzoeki dari Novel Bumi
Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer), Taman Budaya Lampung 13-14 April 2007.
17) Monolog
“Perempuan di Titik Nol” (Adaptasi dari Novel Peremuan di Titik Nol Karya Nawal
El Saadawi oleh teater satu), Teater Utan Kayu 11-12 Mei 2007, Australia, Juli
2007, Kuala Lumpur 18 Oktober 2007, Teater Salihara Jakarta, 2008. Melalui
pertunjukan ini Teater Satu dinobatkan sebagai Teater Terbaik versi majalah
Tempo tahun 2008. 18) Monolog “Hang Li Poh” (Ann Lee), Ubud, Bali, Oktober 2007,
19) Monolog “Wanci” (Imas
Sobariah), Pekanbaru , Riau, 2007,Teater
Utan Kayu jakarta, 2008. 20) Monolog “Peri Kehidupan” (Adaptasi dari Cerpen Karya Simon
Carmiggelt, Belanda), Taman Budaya Lampung 19 November 2007.
21) Monolog
“Kali Mati” (adaptasi dari cerpen karya Joni Ariadinata) Taman Budaya Lampung
20 November 2007, Taman Budaya Jambi 25 February 2008. 22) Pementasan Aruk Gugat Karya/Sutradara : Iswadi Pratama Mei
2009 Teater Salihara Jakarta, STSI
Bandung, Oktober 2010, Medan, 2012, Jambi 2013.
23) Kisah-kisah Yang
Mengingatkan Karya/Sutradara : Iswadi Pratama 20-21 November Teater Salihara
Jakarta, 4-5 Desember 2009 Taman Budaya lampung, Art Summit International di
Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, 2010, Ubud Writer Festival Oktober 2012. 24)
Pementasan
VISA karya goenawan mohamad sutradara iswadi pratama, Juni 2011. 25)
Pementasan
Kisah Lain Kurusetra atawa Karna karya Goenawan Mohammad Sutradara Iswadi
Pratama di Taman Budaya Lampung, Maret 2012. 26) Pementasan Anak yang
Dikuburkan karya Sam Separd sutradara Iswadi Pratama di Teater Salihara
Jakarta, Juni 2012. Pertunjukan ini menobatkan Teater Satu menjadi Grup terbaik
Indonesia versi majalah Tempo. 27) Pementasan Kisah Kisah yang Mengingatkan karya/sutradara
Iswadi Pratama pada Ubud Writer Festival di Ubud, 2012.
28) Pementasan
Death and The Maiden karya Ariel Dorfman sutradara Iswadi Pratama di Teater
Salihara Jakarta, Juli 2013. 29) Pementasan Keliling Death
and the Maiden di Palembang, Riau dan ISI Padang Panjang , maret & Agustus
2014. 30) Pementasan
Kisah-Kisah yang Mengingatkan pada ajang Malaysian International Performing Art
Village di Kuala Lumpur, November 2014.
Alamat Teater Satu
Perum
ASABRI
Jalan Beringin 4 No.17, Beringin Raya Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia
Jalan Beringin 4 No.17, Beringin Raya Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia
Telepon:
62-721-273 330
Faksimile:
62- 721-273 330
0 on: "Teater Satu: Jalan Panjang Membangun Lampung Melalui Teater"